Jumat, 16 Desember 2016

PRAKTIKUM I
PEMAKAIAN  ALAT UKUR  FISIKA

  1. A.    TUJUAN PRAKTIKUM
    1. Mahasiswa dapat menggunakan alat-alat ukur dasar fisika dengan benar serta sesuai standar yang telah ditetapkan.
    2. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja alat ukur dasar fisika.
    3. Mahasiswa dapat mengukur benda dengan alat ukut yang sesuai.
    4. Mahasiswa dapat menentukan ketelitian dengan batas ukur dari tiap-tiap alat ukur.
    5. Mahasiswa dapat lebih memahami konsep materi besaran pokok dalam perkuliahan fisika.
    6. Mahasiswa dapat memahami konsep pengukuran dalam perkuliahan umum.

  1. B.     DASAR TEORI
Pengukuran dalam fisika adalah membandingkan dua hal dengan salah satunya menjadi pembanding atau alat ukur yang besarnya harusnya distandarkan,bertujuan untuk mengetahui kualitas atau kuantitas suatu besaran.(Giancoli,DC,2013:33)
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung ,dinyatakan dengan angka dan mempunyai satuan.Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa sesuatu itu dapat dikatakan sebagai besaran harus mempunyai 3 syarat yaitu :
  1. Dapat diukur atau dihitung.
  2. Dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai
  3. Mempunyai satuan.
Bila ada satu dari syarat tersebut diatas tidak dipenuhi dari pengukuran yangdilakukan maka sesuatu itu dapat dikatakan sebagai besaran.Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu
  1. Besaran fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran .karena diperoleh dari pengukuran maka harus ada alat ukurnya.sebagai contoh adalah massa.
  2. Besaran non fisika yaitu besaran yang diperoleh dari perhitungan .dalam hal ini tidak perlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator .contoh besaran non fisika adalah jumlah.
Besaran fisika sendiri dibagi menjadi 2 macam :
  1. Besaran pokok adalah besaran yang ditentukan lebih dulu berdasarkan kesepakatan para ahli fisika.adapun besaran pokok yang umum ada 7 macam dsajikan dalam bentuk tabel beikut ini

No
Besaran Pokok
Satuan Internasional(SI)
Alat Ukur
Nama Besaran Simbol Besaran Nama Satuan Simbol satuan Dimensi
1
Panjang
L
Meter
M
L
Mistar,Jangka Sorong,Mikrometer Sekrup
2
Massa
M
Kilogram
Kg
M
Neraca
3
Waktu
t
Detik
S
T
Arloji,Stopwatch
4
Suhu
T
Kelvin
K

Termometer
5
Kuat Arus
I
Ampere
A
I
Amperemeter
6
Intentitas Cahaya
J
Candela
Cd
J
Lightmeter
7
Jumlah Zat
n
Mol
Mol
N
-

Besaran pokok mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh dari pengukuran langsung ,mempunyai satu satu satuan dan ditetapkan terlebih dahulu.
  1. Besaran Turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok .Besaran ini ada banyak macamnya sebagai contoh  dan gaya (N) diturunkan dari besaran pokok massa,panjang,dan waktu volume (m3) diturunkan dari besaran okok panjang dan lain-lain.Besaran turunan mempunayai ciri khuus antara lain : diperoleh dari pengukuran langsung dan tidak langsung ,mempunyai satuan dari satu dan diturunkan dari besaran pokok (Sutarno,2013 :1-2)
Suatu pengukuran yang akurat dan profesi sangat bergantung pada metode pengukuran dan alat ukasil pengamatan yang baik akan berarti /bermanfaat jikapengolahan dikerjakan secara tepat oleh karena itu ada pengetahuan yang lengkap tentanh presisi pengukuran,cara analisis,teori ralat dan statistik.


C.    ALAT DAN BAHAN

No
Gambar
1

2

3

4

5


  1. D.    LANGKAH PERCOBAAN
No
Gambar
1

2

3

4

5

7


  1. E.      DATA PERCOBAAN

  • Percobaan I : Pengukuran dengan Mikrometer Sekrup
Alat Ukur
Nilai Standar Terkecil (NST)
Batas Ukur (BU)
Mikrometer Sekrup
0,01 mm
25 mm

Ulangan

Diameter Uang Logam (cm)

Ketebalan Uang Logam (cm)
SU
SN X NST
Diamater
SU
SN X NST
Diameter
1
2,3
37 x 10-2
2,337
0,1
3 x 10-2
0,103
2
2,3
35 x 10-2
2,335
0,1
2 x 10-2
0,102
3
2,3
35 x 10-2
2,335
0,1
2 x 10-2
0,102
4
2,3
35 x 10-2
2,335
0,1
2 x 10-2
0,102
5
2,3
34 x 10-2
2,334
0,1
6 x 10-2
0,106
6
2,3
35 x 10-2
2,334
0,1
3 x 10-2
0,103
7
2,3
33 x 10-2
2,333
0,1
3 x 10-2
0,103

  • Percobaan 2 : Pengukuran Dengan Jangka Sorong
Alat Ukur
Nilai Standar Terkecil (NST)
Batas Ukur (BU)
Jangka Sorong
5 x 10-2
150 mm

Ulangan
Panjang (cm)
Diameter (cm)
SU
SN  X NST
Diameter
SU
SN X NST
Diameter
1
2,9
2 x (5 x 10-2)
2,91
0,9
2 x (5 x 10-2)
0,91
2
2,9
1,5 x (5 x 10-2)
2,9075
0,9
2 x (5 x 10-2)
0,91
3
2,9
1 x (5 x 10-2)
2,905
0,9
4 x (5 x 10-2)
0,92
4
2,9
0,5 x (5 x 10-2)
2,9025
0,9
2 x (5 x 10-2)
0,91
5
2,9
0,5 x (5 x 10-2)
2,9025
0,9
2 x (5 x 10-2)
0,91
6
2,9
0,5 x (5 x 10-2)
2,9025
0,9
1 x (5 x 10-2)
0,905
7
2,9
1 x (5 x 10-2)
2,905
0,9
1 x (5 x 10-2)
0,905

  • Percobaan 3 : Pengukuran dengan Neraca 4 Lengan
Alat Ukur
Nilai Standar Terkecil (NST)
Batas Ukur (BU)
Neraca 4 Lengan
10-4
3,11 x 10-2 Kg

Ulangan
Massa Uang Koin (Kg)
Massa Silinder (Kg)
1
2,23 x 10-3
10,52 x 10-3
2
2,24 x 10-3
10,53 x 10-3
3
2,25 x 10-3
10,54 x 10-3
4
2,25 x 10-3
10,54 x 10-3
5
2,26 x 10-3
10,55 x 10-3








  1. A.    PENGOLAHAN DATA
  • Pengukuran 1 : Pengukuran dengan Mikrometer Sekrup

No
Diameter

()2
Rata-rata dan Standar Deviasi (SD)
1
2,337
-2 x 10-2
4 x 10-6
 =
= 2,335 cm
2
2,335
0
0
3
2,335
0
0
()2 = 8 x 10-6 cm
4
2,335
0
0
5
2,334
10-3
10-6
SD =
 = 4,36 x 10-4 cm
6
2,334
0
0
7
2,333
2 x 10-3
4 x 10-6


  • Pengukuran 2: Pengukuran dengan Jangka sorong (Panjang silinder)

No
Panjang

()2
Rata-rata dan Standar Deviasi (SD)
1
2,91
-43 x 10-6
2 x 10-5
 =
= 2,9057 cm
2
2,9075
-18 x 10-6
0,32 x 10-5
3
2,905
7 x 10-6
0,05 x 10-5
()2 = 5,5 x 10-5 cm
4
2,9025
32 x 10-6
1,02 x 10-5
5
2,9025
32 x 10-6
1,02 x 10-5
SD =
 = 1,14 x 10-6 cm
6
2,9025
32 x 10-6
1,025 x 10-5
7
2,905
7 x 10-6
0,05 x 10-5


  • Pengukuran 2 : Pengukuran dengan Jangka sorong (diameter silinder)

No
Diameter

()2
Rata-rata dan Standar Deviasi (SD)
1
0,91
0
0
 =
=0,91 cm
2
0,91
0
0
3
0,92
-10-2
10-4
()2 = 1,1 x 10-5 cm
4
0,91
0
0
5
0,91
0
0
SD =
 = 5 x 10-4 cm
6
0,905
5 x 10-3
0,05 x 10-4
7
0,905
5 x 10-3
0,05 x 10-4
 Pengukuran 3 : Pengukuran dengan Neraca 4 Lengan
Massa uang koin (kg)
No
massa

()2
Rata-rata dan Standar Deviasi (SD)
1
2,23 x 10-3
2 x 10-5
4 x 10-10
 =
=2,25 x 10-3 kg
2
2,24 x 10-3
1 x 10-5
1 x 10-10
3
2,25 x 10-3
0
0
()2 = 6 x 10-10kg
4
2,25 x 10-3
0
0
5
2,26 x 10-3
-1 x 10-5
1 x 10-10
SD =
 = 0,55 x 10-5 kg

Massa Silinder Besi (kg)
No
massa

()2
Rata-rata dan Standar Deviasi (SD)
1
10,52 x 10-3
2 x 10-5
4 x 10-10
 =
=10,54 x 10-3 kg
2
10,53 x 10-3
1 x 10-5
1 x 10-10
3
10,54 x 10-3
0
0
()2 = 6 x 10-10kg
4
10,54 x 10-3
0
0
5
10,55 x 10-3
-1 x 10-5
1 x 10-10
SD =
 = 0,55 x 10-5 kg

  1. B.     PEMBAHASAN
Dari pengolahan data diatas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap uang logam dan silinder besi didapatkan tingkat ketelitian yang berbeda-beda dalam pengukuran yakni menggunakan mikrometer sekrup,jangka sorong dan neraca 4 lengan.dalam mengukur diameter luar uang logam menggunakan mikrometer sekrup diperoleh rata-rata diameternya 2,335 cm dan besar standar deviasinya 4,36 x 10-4 dengan ketebalan logam didapdatkan rata-rata 0,0103 cm dan besar standar deviasinya 55x 10-5 , cm  , pengukuran dengan menggunakan jangka sorong rata-rata panjang silindernya 2,9 cm dan standar deviasinya 1,14x 10-6 dan  rata-rata d iameternya 0,91 cm dan besar standar deviasinya 5x 10-4 cm  dan  pengukuran massa uang logam dengan neraca wmpat lengan diperoleh  rata-rata massa sebsesar 2,25×10-3 cm dan standar deviasinya 55×10-7 cm dan massa silinder 10,54 x 10-3 cm .

Apabila hasil rataan menghasilkan angka yang sama dengan  x dari percobaan yang dilakukan mka didapatkan standar deviasi yang menunjukkan angka nol.standar deviasi merupakan hasil cerminan dari rata –rata penyimpangan dari mean.standar deviasi dapat menggambarkan seberapa jauh bervariasiny data jika standar deviasinya lebih besar dibadingkan nilai mean.

  1. C.    TUGAS PRA DAN PASCA PRAKTIKUM

  • Pra Praktikum
  1. Apa yang dimaksud pengukuran ?
  2. Apa kriteria suatu alat dapat dikatakan sebagai alat ukur ?
  3. Jelaskan yang dimaksud dengan standar deviasi tuliskan rumusnya !
  4. Apa yang dimaksud dengan alat ukur dasar ?apa saja yang termasuk alat ukur dasar?
  5. Jelaskan alat ukur berikut ini :
    1. Mistar
    2. Jangka sorong
    3. Micrometer sekrup
    4. Neraca 4 lengan
    5. Thermometer
    6. Stopwatch
Beserta gambarnya!
  • Pasca Praktikum
  1. Jelaskan perbedaan akurasi dan presisi?berikan contohnya!
  2. Sebutkan tragedy yang berkaitan dengan kesalahan pengukuran (min 3 sertakan sumbernya!)

J. KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
  1. Dalam melakukan pengukuran dengan enggunakan alat ukur dasar fisika harus dengan benar dan sesuai standar agar dapat memberikan hasil yang akurat.
  2. Dalam melakukukan pengukuran dibutuhkan kecermatan dan ketelitian dalam menentukkan skala alat ukur dasar fisika.
  3. Dalam pengukuran diperlukan pemahaman konsep dari alat ukur dasar yang digunakan.
  4. Dalam mengukur diameter luar uang logam menggunakan mikrometer sekrup diperoleh rata-rata diameternya 2,335 cm dan besar standar deviasinya 4,36 x 10-4 dengan ketebalan logam didapdatkan rata-rata 0,0103 cm dan besar standar deviasinya 55x 10-5 , cm  , pengukuran dengan menggunakan jangka sorong rata-rata panjang silindernya 2,9 cm dan standar deviasinya 1,14x 10-6 dan  rata-rata d iameternya 0,91 cm dan besar standar deviasinya 5x 10-4 cm  dan  pengukuran massa uang logam dengan neraca wmpat lengan diperoleh  rata-rata massa sebsesar 2,25×10-3 cm dan standar deviasinya 55×10-7 cm dan massa silinder 10,54 x 10-3 cm .

K. KOMENTAR
  • Kritik
  1. Praktikan tidak membagi tugas dalamsuatu kelompok sehingga terjadi kekacauan dalam melakukan praktikum
  2. Praktikan  tidak memahami konsep penggunaaan alat ukur dasar serta penentuan skala
  3. Praktikan  kurang teliti dalam pengmabilan data

  • Saran
  1. Praktikan harus membagi tugas antar anggota kelompok
  2. Praktikan  harus memahami konsep penggunaaan alat ukur dasar serta penentuan skala
  3. Praktikan  harus  teliti dalam pengmabilan data

L . DAFTAR PUSTAKA
 Sutarno.2009.Fisika Untuk Universitas.Bandung : Pustaka Media.
Hikam Muhammad.2012.Fisika Untuk  Perguruan Tinggi .Jakarta : Media Pustido
Giancolli,DC.2014.Fisika.Jakarta : Erlangga.

Selasa, 13 Desember 2016

Pengukuran



LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
Pengukuran
Dosen Pengasuh : Eka Rahmawati, M.si








Disusun Oleh :

Ady Dahlan
(16.3.03.0004)







JURUSAN MIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) BIMA
2016

BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Dalam ilmu fisika, kegiatan mengukur merupakan pendahuluan pembelajaran fisika yang sangat penting. Mengukur pada awalnya membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya dengan besaran lain yang sudah diketahui nilainya sebagai standar ukuran. Untuk keperluan tersebut, diperlukan alat ukur untuk menentukan nilai atau besaran dari suatu kuantitas.
Sebelum itu, ada baiknya jika kita mengetahui definisi dari pengukuran atau mengukur tersebut. Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang telah disepakati. Misalnya unutk mengukur diameter sebuah koin, maka kita bisa menggunakan jangka sorong. Dalam hal ini, besaran yang dibandingkan adalah panjang dari diameter koin tersebut.
Pengukuran yang kami lakukan saat ini menggunakan alat jangka sorong, micrometer sekrup, dan neraca ahous. Ketelitian dalam pengukuran sangat diperlukan saat berlangsungnya penelitian karena kurangnya ketelitian sering kali membuat hasil pengukuran menjadi tidak akurat. Oleh karena itu, sangatlah penting dalam pengukuran kita mengetahui alat-alat ukur yang sesuai dengan besaran-besaran serta satuannya.

B.   Tujuan
Tujuan dari praktikum tentang pengukuran ini adalah :
1.    Mengetahui alat-alat yang digunakan untuk pengukuran.
2.    Mengetahui cara-cara menggunakan alat-alat untuk pengukuran.
3.    Menentukan besar ukuran pada koin, kelereng, pipa, balok aluminium, dan plat yang digunakan dalam pratikum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.  Definisi Pengukuran
Pengukuran adalah suatu teknik untuk mengukur suatu bilangan pada suatu  sifat fisis dengan membandingkannya dengan suatu besaran standar yang telah diterima sebagai suatu bilangan (Alonso, 1992).
Dalam melakukan sebuah pengukuran kita memerlukan yang namanya alat ukur. Dalam pengukuran panjang kita memerlukan alat ukur seperti mistar, jangka sorong dan micrometer sekrup. Sedangkan dalam pengukuran massa kita memerlukan neraca lengan, neraca ohaouss dan timbangan (Alonso, 1992).  
Pada umumnya masyarakat lebih sering menggunakan alat ukur mistar untuk mengulur panjang dan alat ukur timbangann unutk mengukur massa. Mistar memiliki skala terkecil sebesar 1 mm dengan ketelitian 0,5 mm. sedangkan timbangan mempunyai ketelitian yang rendah. Oleh karena itu, unutk melakukan sbuah pengukuran kita harus melihat benda-benda yang nantinya akan diukur (Alonso,1992).

B.  Mengukur Besaran Panjang
Dalam setiap pengukuran baik panjang, massa sebuah benda dan sebagai diperlukan alat ukur. Untuk mengukur panjang benda kita mengenal alat ukur panjang seperti, mistar, jangka sorong serta mikrometer sekrup. Namun, pada umumnya mistar sebagai alat ukur yang paling sering digunakan(Halliday, 1985).
1.    Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan salah satu alat ukur panjang. Pada umumnya jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter dalam dan diameter luar suatu benda. Jangka sorong terdiri atas dua bagian utama yaitu bagian yang tetap (rahang tetap) dan bagian yang dapat digeser-geser (rahang dorong) ( Serway, 2009).
Jangka sorong juga terdiri atas dua skala yaitu skala utama dan skala nonius. Ketelitian dari jangka sorong sebesar 0,05 mm dengan skala terkecil 0,1 mm(Tipler, 1998).
Bagian Jangka Sorong:
a)    Jepitan luar atau gigi luar
Merupakan bagian yang berfungsi untuk mengukur suatu diameter internal atau eksternal pada suatu benda tersebut dengan cara diapit oleh jepitan luar atau gigi luar.
b)   Jepitan dalam atau gigi dalam
Merupakan bagian yang berfungsi untuk mengukur suatu diameter internal atau eksternal pada suatu benda tersebut dengan cara diapit oleh jepitan dalam atau gigi dalam.
c)    Skala vernier
Merupakan bagian yang guna mendapatkan pengukuran akurat untuk lebar suatu objek, alat ini menunjukan skala vernier, memungkinkan akurat ukuran sampai 0,1 mm.
d)   Pengukur kedalaman
Merupakan bagian yang berfungsi untuk mengukur suatu lubang atau celah suatu benda dengan cara menancapkan bagian pengukur. Bagian ini terletak didalam pemegang.
e)    Skala biasa
f)    Objek yang diukur

2.    Mikroskop Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan salah satu alat ukur panjang. Pada umumnya mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda. Mikrometer sekrup terdiri dari rahang tetap, rahang geser, skala utama dan selubung luar. Skala terkecil dari mikrrometer sekrup adlaah 0,01 mm dengan ketelitian 0,005 mm (Serway,2009).
Bagian-bagian dari Mikrometer Sekrup:
a)    Bingkai
Bingkai yang berbentuk huruf C terbuat dari bahan logam yang tahan panas, tebal, dan kuat.
b)   Landasan
Landasan ini berfungi sebagai penahan ketika benda diletakkan, dan diantara landasan dan gelendong.
c)    Gelendong
Gelendong merupakan silinder yang dapat digerakkan menuju landasan.
d)   Pengunci
Pengunci berfungsi sebagai penahn gelendong agar tidak bergerak ketika mengukur benda.
e)    Sleeve
Yaitu merupakan tempat skala utama.
f)    Thimble
Merupakan tempat skala nonius berada.
g)   Ratchet Knob
Yaitu tempat untuk memajukan atau memundurkan gelendong agar sisi benda yang akan diukur tepat berada diantara gelendong dan landasan.

C.  Mengukur Besaran Massa
Pengukuran massa sering dilakukan dengan menggunakan neraca atau timbangan, terutama sering kita jumpai di pasar-pasar tradisional. Masyarakat umum telah mengenal timbangan sebagai alat ukur massa. Jenis neraca yang umum diguakan di Laboratprium antara lain Neraca Ohauss, neraca emas dan sebagainya(Halliday, 1985).
1.    Neraca Ohauss
Neraca Ohaous merupakan salah satu alat ukur panjang. Pada umumnya neraca ohaous digunakan untuk mengukur massa benda/logam dalam praktek laboratorium. Kapasitas beban neraca ohaous sebesar 311 gram dengan batas ketelitian 0,1 gram. Neraca ohaous sangat praktis karena proses pengukurannya cepat dan akurat (Serway,2009).
Neraca berlengan tiga:
a)    Lengan depan memiliki skala 0-10 gr, dengan setiap skala bernilai 1 gr. 
b)   Lengan tengah berskala mulai 0-500 gr, tiap skala sebesar 100 gr.
c)    Lengan belakang dengan skala bernilai 10-100 gr, tiap skala 10 gr.



BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A.  Waktu dan Tempat
Praktikum Fisika Dasar 1 tentang Pengukuran dilaksanakan pada Sabtu,  18 Oktober 2014 pukul 11.00 s.d. 13.00 WIB di Laboratorium Fisika Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang.

B.  Alat
1.    Jangka sorong, berfungsi untuk mengukur panjang suatu benda.
2.    Micrometer sekrup, berfungsi untuk mengukur ketebalan suatu benda.
3.    Neraca Ahous, berfungsi untuk mengukur untuk massa benda.

C.  Bahan
1.    Kelereng
2.    Koin
3.    Plat
4.    Pipa
5.    Balok aluminium

D.  Cara Kerja
Cara Kerja Jangka Sorong
1.    Baca bismillah sebelum eksperimen dimulai.
2.    Siapkan peralatan yang akan digunakan.
3.    Awal persiapan, kendurkan baut pengunci dan geser rahang.
4.    Bersihkan permukaan rahang agar tidak ada benda yang menempel.
5.    Tutup rahang agar mengapit benda yang diukur. Pastikan posisi benda sesuai dengan pengukuran yang ingin diambil.
6.    Baca skala yang terdapat dalam jangka sorong.



Cara Kerja Mikrometer Sekrup
1.    Baca bismillah sebelum eksperimen dimulai.
2.    Siapkan peralatan yang akan digunakan.
3.    Pertama, pastikan kunci sudah terbuka.
4.    Buka rahang (poros geser) memutar ke arah kiri.
5.    Letakkan benda yang akan diukur lalu tutup kembali.
6.    Lihat nilai terbesar yang ditunjukkan oleh skala utama dalam  satuan mm.
7.    Lalu lihat nilai koma pada skala utama yang sejajar dengan angka 0 pada skala nonius.
8.    Terakhir lihat angka yang paling sejajar antara skala utama dengan skala nonius.
9.    Lalu catat hasil ke dalam tabel pengamatan.

Cara Kerja Neraca Ohauss
1.    Baca bismillah sebelum eksperimen dimulai.
2.    Siapkan peralatan yang akan digunakan.
3.    Lakukan kalibrasi terhadap neraca yang akan digunakan untuk menimbang dengan cara memutar sekrup yang ada di samping atas piringan neraca ke kiri atau ke kanan. Posisi dua garis pada neraca sejajar yaitu tepat di angka 0.
4.    Letakkan benda yang akan diukur massanya.
5.    Menggeser skala dimulai dari yang skala besar kemudian skala yang kecil. Jika panahnya sudah berada di titik 0.
6.    Jika kedua garis sudah sejajar, maka kita dapat membaca hasil pengukurannya.






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.   Hasil
Jangka Sorong
Pipa            D1= Diameter luar
NO
D1 (cm)
D12
1
2,61
6,8121
2
2,61
6,8121
3
2,61
6,8121
4
2,61
6,8121
5
2,61
6,8121
6
2,61
6,8121
7
2,61
6,8121
8
2,61
6,8121
9
2,61
6,8121
10
2,61
6,8121

ƩD1=26,1
ƩD12 = 68,121



D1 =    
      =  
      = 2,61





∆D1 =      
        = 
        =  
        =                                                         
           
       =   0


D2 = Diameter dalam
NO
D2 (cm)
D22
1
2,14
4,5796
2
2,14
4,5796
3
2,14
4,5796
4
2,14
4,5796
5
2,14
4,5796
6
2,14
4,5796
7
2,14
4,5796
8
2,14
4,5796
9
2,14
4,5796
10
2,14
4,5796
N=10
ƩD2 = 21,4
ƩD22 = 45,796



D2 =  
     =  
     = 2,14




∆D2 =
        =   
      =     
        =     
         =    
       =      0


Koin    D = diameter luar
NO
D
D2
1
2,71
7,3441
2
2,71
7,3441
3
2,71
7,3441
4
2,71
7,3441
5
2,71
7,3441
6
2,71
7,3441
7
2,71
7,3441
8
2,71
7,3441
9
2,71
7,3441
10
2,71
7,3441
N =1o
ƩD = 27,1
ƩD2 = 73,441



D =  
=  
= 2,71




∆D =
∆D=
∆D=    
ΔD=
ΔD=   0



Mikrometer Skrup
Plat
NO
X1(cm)
X12
1
1,61
2,5921
2
1,61
2,5921
3
1,61
2,5921
4
1,61
2,5921
5
1,61
2,5921
6
1,61
2,5921
7
1,61
2,5921
8
1,61
2,5921
9
1,61
2,5921
10
1,61
2,5921

ƩX1 = 16,18
ƩX12 = 26,1796



X1       =  
=  
= 1,618



∆X1 =             
∆X1 =
∆X1 =  
∆X1 = 
∆X1 = 0,002


Kelereng
NO
X (mm)
X2
1
15,17
249,3241
2
15,75
248,0625
3
15,7
246,49
4
15,5
242,7364
5
15,55
241,8025
6
15,82
250,2724
7
15,65
244, 9225
8
15,68
245,8624
9
15,62
243,9844
10
15,63
244,2969

ƩX = 156,69
ƩX2 = 2457,75



X         =  
=  
= 15,66



ƩX =
ƩX =
ƩX = 
ƩX = 
ƩX =
ƩX =  = 0,1693


Neraca Ohauss
Balok aluminium
NO
M (g)
M2
1
49,39
2439,3721
2
49,39
2439,3721
3
49,39
2439,3721
4
49,39
2439,3721
5
49,39
2439,3721
6
49,39
2439,3721

Ʃm = 246,95
Ʃm2 = 12196,8605



m=  
   =  
   = 49,39






Ʃm =
Ʃm =
Ʃm = 
Ʃm =
Ʃm =                                                    
Ʃm= 0





B.  Pembahasan
Alat ukur adalah sesuatu yang digunakan untuk mengukur suatu besaran . Berbagai macam alat ukur memiliki tingkat ketelitian tertentu. Hal ini bergantung pada skala terkecil alat ukur tersebut. Semakin kecil skala yang tertera pada alat ukur maka semakin tinggi ketelitian alat ukur tersebut.anda dapat menggunakan alat ukur ini untuk mengukur diameter dalam, diameter luar, serta kedalaman suatu benda yang akan diukur.
Berdasarkan hasil praktikum pada pengukuran yang terdiri atas jangka sorong, mikrometer sekrup dan neraca houses memiliki hasil masing masing yang sama dari awal percobaan sampai akhir percobaan selalu sama nilainya karena titik atau benda yang diujikan harus pas atau tepat pada benda yang akan diujikan,
Seperti percobaan pda neraca ohauss angin adalah slah satu  yang bisa mempengaruhi hasil atau nilai dari percobaan .
Dari hasil praktikum diatas pada diameter luar jangka sorong tidak terjadi perubahan hasil dari percobaan awal sampai percobaan akhir . Karena jangka sorong mempunyai panjang yang selalu menetap dan koin yang diujikan ruas atau luas koin bersebut tidak berubah sehingga tidak terjaadi perubahan hasil pada percobaan koin tersebut. Begitu pada dimeter bagian dalam jangka sorong yang diujikan pipa memiliki hasil yang sama dari percobaan pertama smapai percobaan akhir karena luas pada pina tersebut tidak mengakami perubahan . Namun hasil dari kedua percobaan tersebut  meliliki masing masing nilai yang berbeda.
Pada percobaan mikrometer sekrup benda yang diujikan  kelerang dan plat  ini terjadi perubahan hasil . Pada percobaan plot nilainya berbeda karena  tersebut ukuran luas benda yang diuji pda  mikrometer skerup selalu sama pas pada tititk akhirnya namun keduanya percobaan dari dua benda tersebut memiliki nilai yang berbeda.
Sedangkan pada percobaan neraca ohauss benda yang diujikan balok aluminium dari data percobaan yang telah diujukan memliki nilai yang sma dari awal sampai akhir percobaan karna pada saat melakukan percobaan kondisi harus stabil karna hasil ditentukan dari keadaan kondisi yang stabil seperti angin juga bisa mempengaruhi nilai hasil dari percobaan tersebut.





BAB V
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Dari percobaan, pengamatan, dan perhitungan yang telah dilakukan mengenai pengukuran dapat diambil kesimpulan bahwa:
1.    Jangka Sorong digunakan untuk mengukur diameter luar dan dalam suatu benda.
2.    Neraca Oauss digunakan untuk mengukur suatu massa beban benda.
3.    Mikrometer Sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan dan diameter luar suatu benda dengan ketelitian lebih cermat dibandingkan jangka sorong.
4.    Mengukur ketebalan benda seperti plat besi dan diameter koin lebih mudah dan hasil pengukuran lebih tepat dibandingkan mengukur benda yang berbentuk seperti kelereng.

B.       Saran
Kami sebagai penyusun berharap laporan ini sebagai acuan dan pedoman bagi praktikan-praktikan selanjutnya. Untuk itu dalam percobaan, pengamatan, perhitungan dalam pengukuran ini harus lebih teleti dalam mengukur suatu benda, cekatan dalam menghitung agar tidak terjadi kesalahan, Lalu kita juga harus bisa menggunakan alat ukur dengan benar dan ukuran yang akurat.









LAMPIRAN

1.    Soal Evaluasi
1)   Apa yang dimaksud dengan pengukuran ? bagaimana cara untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pengukuran ?
Jawab :
Pengukuran adalah suatu teknik untuk mengukur suatu bilangan pada suatu  sifat fisis dengan membandingkannya dengan suatu besaran standar yang telah diterima sebagai suatu bilangan.
Cara menghindari terjadinya kesalahan adalah sebelum melakukan percobaan alat yang digunakan harus dikalibasikan terlebih dahulu dan di butuhkan ketelitian.

2)   Apa perbedaan massa dengan berat benda ?
Jawab :
Massa merupakan banyaknya materi yang terkandung pada benda tersebut. Sedangkan, berat benda adalah besarnya gaya yang dialami benda akibat gaya tarik bumi pada benda tersebut.

3)   Jelaskan perbedaan mendasar antara jangka sorong dan micrometer sekrup ?
Jawab :
Jangka sorong adalah alat ukur panjang yang memiliki katelitian 0,01 mm      dan juga digunakan untuk mengukur diameter luar dan dalam suatu benda.
Sedangkan, mikrometer sekrup adalah alat ukur panjang yang memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001, dan juga digunakan untuk mengukur tebal benda-benda yang sangat tipis.







2.    Gambar Alat Praktikum Pengukuran












Gambar 1. Neraca Oauss                             Gambar 2. Mikrometer Skrup







 
Gambar 3. Jangka Sorong                                      Gambar 4. Pipa






Gambar 3. Jangka Sorong                                    Gambar 4. Pipa









 








Gambar 5. Balok Aluminium                                 Gambar 6. Kelereng








 








Gambar 7. Plat                                               Gambar 8. Koin




DAFTAR PUSTAKA

Halliday, David. 1985. Fisika Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Tipler, Paul A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta.

Serway & Jewett. 2009. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Salemba Teknika. Jakarta.