Jumat, 16 Desember 2016

PRAKTIKUM I
PEMAKAIAN  ALAT UKUR  FISIKA

  1. A.    TUJUAN PRAKTIKUM
    1. Mahasiswa dapat menggunakan alat-alat ukur dasar fisika dengan benar serta sesuai standar yang telah ditetapkan.
    2. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja alat ukur dasar fisika.
    3. Mahasiswa dapat mengukur benda dengan alat ukut yang sesuai.
    4. Mahasiswa dapat menentukan ketelitian dengan batas ukur dari tiap-tiap alat ukur.
    5. Mahasiswa dapat lebih memahami konsep materi besaran pokok dalam perkuliahan fisika.
    6. Mahasiswa dapat memahami konsep pengukuran dalam perkuliahan umum.

  1. B.     DASAR TEORI
Pengukuran dalam fisika adalah membandingkan dua hal dengan salah satunya menjadi pembanding atau alat ukur yang besarnya harusnya distandarkan,bertujuan untuk mengetahui kualitas atau kuantitas suatu besaran.(Giancoli,DC,2013:33)
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung ,dinyatakan dengan angka dan mempunyai satuan.Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa sesuatu itu dapat dikatakan sebagai besaran harus mempunyai 3 syarat yaitu :
  1. Dapat diukur atau dihitung.
  2. Dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai
  3. Mempunyai satuan.
Bila ada satu dari syarat tersebut diatas tidak dipenuhi dari pengukuran yangdilakukan maka sesuatu itu dapat dikatakan sebagai besaran.Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu
  1. Besaran fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran .karena diperoleh dari pengukuran maka harus ada alat ukurnya.sebagai contoh adalah massa.
  2. Besaran non fisika yaitu besaran yang diperoleh dari perhitungan .dalam hal ini tidak perlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator .contoh besaran non fisika adalah jumlah.
Besaran fisika sendiri dibagi menjadi 2 macam :
  1. Besaran pokok adalah besaran yang ditentukan lebih dulu berdasarkan kesepakatan para ahli fisika.adapun besaran pokok yang umum ada 7 macam dsajikan dalam bentuk tabel beikut ini

No
Besaran Pokok
Satuan Internasional(SI)
Alat Ukur
Nama Besaran Simbol Besaran Nama Satuan Simbol satuan Dimensi
1
Panjang
L
Meter
M
L
Mistar,Jangka Sorong,Mikrometer Sekrup
2
Massa
M
Kilogram
Kg
M
Neraca
3
Waktu
t
Detik
S
T
Arloji,Stopwatch
4
Suhu
T
Kelvin
K

Termometer
5
Kuat Arus
I
Ampere
A
I
Amperemeter
6
Intentitas Cahaya
J
Candela
Cd
J
Lightmeter
7
Jumlah Zat
n
Mol
Mol
N
-

Besaran pokok mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh dari pengukuran langsung ,mempunyai satu satu satuan dan ditetapkan terlebih dahulu.
  1. Besaran Turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok .Besaran ini ada banyak macamnya sebagai contoh  dan gaya (N) diturunkan dari besaran pokok massa,panjang,dan waktu volume (m3) diturunkan dari besaran okok panjang dan lain-lain.Besaran turunan mempunayai ciri khuus antara lain : diperoleh dari pengukuran langsung dan tidak langsung ,mempunyai satuan dari satu dan diturunkan dari besaran pokok (Sutarno,2013 :1-2)
Suatu pengukuran yang akurat dan profesi sangat bergantung pada metode pengukuran dan alat ukasil pengamatan yang baik akan berarti /bermanfaat jikapengolahan dikerjakan secara tepat oleh karena itu ada pengetahuan yang lengkap tentanh presisi pengukuran,cara analisis,teori ralat dan statistik.


C.    ALAT DAN BAHAN

No
Gambar
1

2

3

4

5


  1. D.    LANGKAH PERCOBAAN
No
Gambar
1

2

3

4

5

7


  1. E.      DATA PERCOBAAN

  • Percobaan I : Pengukuran dengan Mikrometer Sekrup
Alat Ukur
Nilai Standar Terkecil (NST)
Batas Ukur (BU)
Mikrometer Sekrup
0,01 mm
25 mm

Ulangan

Diameter Uang Logam (cm)

Ketebalan Uang Logam (cm)
SU
SN X NST
Diamater
SU
SN X NST
Diameter
1
2,3
37 x 10-2
2,337
0,1
3 x 10-2
0,103
2
2,3
35 x 10-2
2,335
0,1
2 x 10-2
0,102
3
2,3
35 x 10-2
2,335
0,1
2 x 10-2
0,102
4
2,3
35 x 10-2
2,335
0,1
2 x 10-2
0,102
5
2,3
34 x 10-2
2,334
0,1
6 x 10-2
0,106
6
2,3
35 x 10-2
2,334
0,1
3 x 10-2
0,103
7
2,3
33 x 10-2
2,333
0,1
3 x 10-2
0,103

  • Percobaan 2 : Pengukuran Dengan Jangka Sorong
Alat Ukur
Nilai Standar Terkecil (NST)
Batas Ukur (BU)
Jangka Sorong
5 x 10-2
150 mm

Ulangan
Panjang (cm)
Diameter (cm)
SU
SN  X NST
Diameter
SU
SN X NST
Diameter
1
2,9
2 x (5 x 10-2)
2,91
0,9
2 x (5 x 10-2)
0,91
2
2,9
1,5 x (5 x 10-2)
2,9075
0,9
2 x (5 x 10-2)
0,91
3
2,9
1 x (5 x 10-2)
2,905
0,9
4 x (5 x 10-2)
0,92
4
2,9
0,5 x (5 x 10-2)
2,9025
0,9
2 x (5 x 10-2)
0,91
5
2,9
0,5 x (5 x 10-2)
2,9025
0,9
2 x (5 x 10-2)
0,91
6
2,9
0,5 x (5 x 10-2)
2,9025
0,9
1 x (5 x 10-2)
0,905
7
2,9
1 x (5 x 10-2)
2,905
0,9
1 x (5 x 10-2)
0,905

  • Percobaan 3 : Pengukuran dengan Neraca 4 Lengan
Alat Ukur
Nilai Standar Terkecil (NST)
Batas Ukur (BU)
Neraca 4 Lengan
10-4
3,11 x 10-2 Kg

Ulangan
Massa Uang Koin (Kg)
Massa Silinder (Kg)
1
2,23 x 10-3
10,52 x 10-3
2
2,24 x 10-3
10,53 x 10-3
3
2,25 x 10-3
10,54 x 10-3
4
2,25 x 10-3
10,54 x 10-3
5
2,26 x 10-3
10,55 x 10-3








  1. A.    PENGOLAHAN DATA
  • Pengukuran 1 : Pengukuran dengan Mikrometer Sekrup

No
Diameter

()2
Rata-rata dan Standar Deviasi (SD)
1
2,337
-2 x 10-2
4 x 10-6
 =
= 2,335 cm
2
2,335
0
0
3
2,335
0
0
()2 = 8 x 10-6 cm
4
2,335
0
0
5
2,334
10-3
10-6
SD =
 = 4,36 x 10-4 cm
6
2,334
0
0
7
2,333
2 x 10-3
4 x 10-6


  • Pengukuran 2: Pengukuran dengan Jangka sorong (Panjang silinder)

No
Panjang

()2
Rata-rata dan Standar Deviasi (SD)
1
2,91
-43 x 10-6
2 x 10-5
 =
= 2,9057 cm
2
2,9075
-18 x 10-6
0,32 x 10-5
3
2,905
7 x 10-6
0,05 x 10-5
()2 = 5,5 x 10-5 cm
4
2,9025
32 x 10-6
1,02 x 10-5
5
2,9025
32 x 10-6
1,02 x 10-5
SD =
 = 1,14 x 10-6 cm
6
2,9025
32 x 10-6
1,025 x 10-5
7
2,905
7 x 10-6
0,05 x 10-5


  • Pengukuran 2 : Pengukuran dengan Jangka sorong (diameter silinder)

No
Diameter

()2
Rata-rata dan Standar Deviasi (SD)
1
0,91
0
0
 =
=0,91 cm
2
0,91
0
0
3
0,92
-10-2
10-4
()2 = 1,1 x 10-5 cm
4
0,91
0
0
5
0,91
0
0
SD =
 = 5 x 10-4 cm
6
0,905
5 x 10-3
0,05 x 10-4
7
0,905
5 x 10-3
0,05 x 10-4
 Pengukuran 3 : Pengukuran dengan Neraca 4 Lengan
Massa uang koin (kg)
No
massa

()2
Rata-rata dan Standar Deviasi (SD)
1
2,23 x 10-3
2 x 10-5
4 x 10-10
 =
=2,25 x 10-3 kg
2
2,24 x 10-3
1 x 10-5
1 x 10-10
3
2,25 x 10-3
0
0
()2 = 6 x 10-10kg
4
2,25 x 10-3
0
0
5
2,26 x 10-3
-1 x 10-5
1 x 10-10
SD =
 = 0,55 x 10-5 kg

Massa Silinder Besi (kg)
No
massa

()2
Rata-rata dan Standar Deviasi (SD)
1
10,52 x 10-3
2 x 10-5
4 x 10-10
 =
=10,54 x 10-3 kg
2
10,53 x 10-3
1 x 10-5
1 x 10-10
3
10,54 x 10-3
0
0
()2 = 6 x 10-10kg
4
10,54 x 10-3
0
0
5
10,55 x 10-3
-1 x 10-5
1 x 10-10
SD =
 = 0,55 x 10-5 kg

  1. B.     PEMBAHASAN
Dari pengolahan data diatas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap uang logam dan silinder besi didapatkan tingkat ketelitian yang berbeda-beda dalam pengukuran yakni menggunakan mikrometer sekrup,jangka sorong dan neraca 4 lengan.dalam mengukur diameter luar uang logam menggunakan mikrometer sekrup diperoleh rata-rata diameternya 2,335 cm dan besar standar deviasinya 4,36 x 10-4 dengan ketebalan logam didapdatkan rata-rata 0,0103 cm dan besar standar deviasinya 55x 10-5 , cm  , pengukuran dengan menggunakan jangka sorong rata-rata panjang silindernya 2,9 cm dan standar deviasinya 1,14x 10-6 dan  rata-rata d iameternya 0,91 cm dan besar standar deviasinya 5x 10-4 cm  dan  pengukuran massa uang logam dengan neraca wmpat lengan diperoleh  rata-rata massa sebsesar 2,25×10-3 cm dan standar deviasinya 55×10-7 cm dan massa silinder 10,54 x 10-3 cm .

Apabila hasil rataan menghasilkan angka yang sama dengan  x dari percobaan yang dilakukan mka didapatkan standar deviasi yang menunjukkan angka nol.standar deviasi merupakan hasil cerminan dari rata –rata penyimpangan dari mean.standar deviasi dapat menggambarkan seberapa jauh bervariasiny data jika standar deviasinya lebih besar dibadingkan nilai mean.

  1. C.    TUGAS PRA DAN PASCA PRAKTIKUM

  • Pra Praktikum
  1. Apa yang dimaksud pengukuran ?
  2. Apa kriteria suatu alat dapat dikatakan sebagai alat ukur ?
  3. Jelaskan yang dimaksud dengan standar deviasi tuliskan rumusnya !
  4. Apa yang dimaksud dengan alat ukur dasar ?apa saja yang termasuk alat ukur dasar?
  5. Jelaskan alat ukur berikut ini :
    1. Mistar
    2. Jangka sorong
    3. Micrometer sekrup
    4. Neraca 4 lengan
    5. Thermometer
    6. Stopwatch
Beserta gambarnya!
  • Pasca Praktikum
  1. Jelaskan perbedaan akurasi dan presisi?berikan contohnya!
  2. Sebutkan tragedy yang berkaitan dengan kesalahan pengukuran (min 3 sertakan sumbernya!)

J. KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
  1. Dalam melakukan pengukuran dengan enggunakan alat ukur dasar fisika harus dengan benar dan sesuai standar agar dapat memberikan hasil yang akurat.
  2. Dalam melakukukan pengukuran dibutuhkan kecermatan dan ketelitian dalam menentukkan skala alat ukur dasar fisika.
  3. Dalam pengukuran diperlukan pemahaman konsep dari alat ukur dasar yang digunakan.
  4. Dalam mengukur diameter luar uang logam menggunakan mikrometer sekrup diperoleh rata-rata diameternya 2,335 cm dan besar standar deviasinya 4,36 x 10-4 dengan ketebalan logam didapdatkan rata-rata 0,0103 cm dan besar standar deviasinya 55x 10-5 , cm  , pengukuran dengan menggunakan jangka sorong rata-rata panjang silindernya 2,9 cm dan standar deviasinya 1,14x 10-6 dan  rata-rata d iameternya 0,91 cm dan besar standar deviasinya 5x 10-4 cm  dan  pengukuran massa uang logam dengan neraca wmpat lengan diperoleh  rata-rata massa sebsesar 2,25×10-3 cm dan standar deviasinya 55×10-7 cm dan massa silinder 10,54 x 10-3 cm .

K. KOMENTAR
  • Kritik
  1. Praktikan tidak membagi tugas dalamsuatu kelompok sehingga terjadi kekacauan dalam melakukan praktikum
  2. Praktikan  tidak memahami konsep penggunaaan alat ukur dasar serta penentuan skala
  3. Praktikan  kurang teliti dalam pengmabilan data

  • Saran
  1. Praktikan harus membagi tugas antar anggota kelompok
  2. Praktikan  harus memahami konsep penggunaaan alat ukur dasar serta penentuan skala
  3. Praktikan  harus  teliti dalam pengmabilan data

L . DAFTAR PUSTAKA
 Sutarno.2009.Fisika Untuk Universitas.Bandung : Pustaka Media.
Hikam Muhammad.2012.Fisika Untuk  Perguruan Tinggi .Jakarta : Media Pustido
Giancolli,DC.2014.Fisika.Jakarta : Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar